Kota Malang Kondusif, Pemkot Kuatkan Forum Kerukunan Umat Beragama
KOTA MALANG, Zonapostindonesia.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) menggelar Fasilitasi Forum Kerukunan Umat Beragama Kota Malang dalam rangka mewujudkan moderasi beragama menuju Malang kota toleran di aula Kantor Kecamatan Lowokwaru, Jumat (11/3/2022).
Wali
Kota Malang Drs. H. Sutiaji dalam arahannya menyampaikan, bahwa Kota Malang sebagai
miniatur nusantara yang memiliki keragaman suku, bahasa, adat, budaya, ras,
agama dan keragaman lainnya. Sejak dulu Kota Malang memiliki lingkungan sosial
yang kondusif yang turut melahirkan ekosistem pembangunan yang sehat, tentram
dan damai.
“Hal
ini menjadi daya tarik bagi ratusan ribu pendatang, mahasiswa maupun pekerja
dari berbagai daerah sehingga sering menjadi barometer toleransi nasional,”
papar Sutiaji.
Sutiaji
menuturkan, potret demografi di Kota Malang yang beragama Islam ada 843.231
jiwa, serta ada 1.528 masjid atau musala. Kemudian untuk yang beragama Konghucu
148 jiwa dan satu Klenteng, agama Kristen Protestan 52.284 jiwa, Kristen
Katolik 34.439 jiwa dengan 106 gereja. Penghayat Kepercayaan ada 101 jiwa,
Hindu 1.527 jiwa dengan lima Pura dan yang beragama Budha 4.585 jiwa dan ada
sembilan Vihara.
“Kondisi
Kota Malang kondusif, umat Islam yang mayoritas menghargai yang minoritas dan
sebaliknya, itulah Kota Malang. Sehingga jika ada intrik-intrik Kota Malang
akan dijadikan kota syariah dan lainnya itu hoaks. Itu akan bertentangan dengan
makna Malangkuçeçwara,” jelasnya.
Menurutnya,
ada berbagai tantangan luar biasa yang saat ini harus dihadapi di tengah dunia
yang berkembang sangat cepat, sehingga semakin sulit diprediksi arah dan dampaknya.
Ancaman-ancaman nyata seperti radikalisme, terorisme, separatisme, liberalisme
serta dampak kemajuan teknologi dan keterbukaan akses informasi yang memberikan
peluang penyebaran berita hoaks berpotensi menimbulkan konflik.
Untuk
itu, seperti arahan Presiden Joko Widodo kepada organisasi keagamaan, kita
harus mempunyai komitmen yang kuat. Menjunjung tinggi sikap toleran dan
memiliki prinsip antikekerasan,” sambungnya.
Selain
itu harus menghargai, ramah dan terbuka terhadap keberagaman. Kolaborasi hexa
helix dalam menjaga toleransi dan kondusifitas sangat penting, jadi mari
dikuatkan. Mari terus kuatkan ruang-ruang dialog dan silaturahmi intra dan
antarumat beragama.
Ia
mengajak untuk terus memperkuat wawasan kebangsaan serta memanfaatkan teknologi
dengan menyebarkan kebaikan. Meningkatkan kewaspadaan dini, menurutnya juga
menjadi hal yang penting dalam mencegah terjadinya konflik. Pendidikan karakter
dan penguatan peran keluarga pun perlu dikuatkan.
Sementara
itu, Kepala Bakesbangpol Kota Malang Dra. Rinawati, MM menyampaikan bahwa
keberagaman Indonesia sangat tercermin di Kota Malang, dari enam agama yang
diakui pemerintah semua ada di Kota Malang, baik itu agama Islam, Kristen,
Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu.
“Tidak
hanya umatnya saja, tapi tempat ibadahnya semuanya ada. Keanekaragaman suku dan
agama di Kota Malang menjadikan Kota Malang sangat rentan atau adanya potensi
bersinggungan antarsuku maupun antarumat beragama,” papar Rina.
Kegiatan
ini menjadi upaya untuk semakin meningkatkan kesadaran dan pengakuan akan
perbedaan dan keberagaman yang ada di Kota Malang. Sehingga mewujudkan Kota
Malang bermartabat serta kota yang rukun dan toleran berasaskan keberagaman
sebagaimana yang tertuang dalam misi ketiga Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) 2018-2023 di Kota Malang.
Turut
hadir hadir dalam kegiatan ini, Kepala Kementerian Agama (Kemenag Kota Malang)
Dr. H. Muhtar Hazawawi, M.Ag dan Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB)
Kota Malang KH. Ahmad Taufik Kusuma.
PEWARTA:
DW SURYA
0 Comments: