Diterpa Isu Tidak Sedap, Ketua Hippam Sumber Makmur Desa Watukebo Wongsorejo Banyuwangi, Angkat Bicara.
BANYUWANGI - Himpunan Penduduk Pengguna Air Minum (Hippam) Sumber Makmur desa Watukebo kecamatan Wongsorejo Banyuwangi, tidak se-normal pasokan air ke rumah-rumah pelanggannya. Selain karena kurang kompaknya pengurus, tagihan ke pelanggan banyak yang minta tempo, juga ada pelanggan yang tidak mau bayar.
ketua
Hippam Sumber Makmur merasa kerja sendiri dalam merawat sumur air minum, memperbaiki
jaringan pipa yang rusak dan juga melakukan pemasangan baru. saat ini ketua Hippam
sumber makmur dan keluarga sedang dilanda isu tak sedap terkait dana tagihan
pelanggan yang berkembang di tengah masyarakat pelanggan air minum Hippam
Sumber Makmur tersebut. Selasa, (12/10/2021).
Menurut
Bu Dimah, istri ketua Hippam Sumber Makmur, isu yang menerpa keluarga saat ini
terjadi karena ada oknum warga yang tidak suka pada kami. Suami saya ikhlas
membantu warga agar tidak kekurangan air minum tapi malah ditanggapi dengan
menyebar isu yang merugikan kami secara moril.
Pengurus
sebenarnya ada, tapi malah tidak mau kompak dalam melakukan tugasnya sesuai
dengan poksinya masing-masing. Tiap diundang tidak mau datang dan yang aktif
hanya tiga orang, yaitu suami saya, Sumarno dan agus. Sumarno dan Agus yang
bertugas melakukan penagihan pada pelanggan.
“Mereka
berdua dapat gaji masing masing Rp. 300.000 perbulan,” ucap Bu Dimah di rumahnya.
Ketua
Hippam Sumber Makmur Pak Sahwi alias Pak Die mengamini apa yang sudah disampaikan
oleh isterinya. Tapi dalam hal gaji, mereka saya gaji Rp. 500.000 perbulan
bukan Rp. 300.000.
Besar
kecilnya gaji mereka disesuaikan dengan hasil tagihan pelanggan. Hasil tagihan
ke pelanggan perbulan tidak cukup untuk biaya perawatan dan perbaikan pompa air
dan beli token listrik. Isu tidak sedap yang dituduhkan ke saya, sungguh
keterlaluan.
Mereka
tidak menghargai saya dalam melancarkan pasokan air minum supaya tidak macet. Siang
malam saya selalu melakukan pengawasan dan segera melakukan perbaikan bila ada
pipa yang rusak. Apa yang saya kerjakan itu seharusnya dibantu dengan bayar
tagihan tepat waktu bukan menyebar isu-isu yang tak bertanggung jawab itu.
“Hargailah
saya, jangan fitnah seperti itu karena saya melakukan pekerjaan demi
melancarkan kebutuhan air minum mereka.” keluhnya.
Pak
Sahwi pun pernah menyerahkan Hippam sumber makmur pada Desa agar dikelola oleh
yang lain, tapi sampai saat ini tak ada yang sanggup mengelola. Tagihan pelanggan
banyak yang macet malah ada yang sengaja tidak mau bayar tagihan karena
beralasan sumur air Hippam itu milik negara jadi mereka minta gratis.
“Dikira
gampang ngurusi air minum Hippam. Mumet mas apalagi pengurus tidak kompak,”
imbuhnya.
Untungnya
pelanggan lainnya tidak meniru mereka yang minta gratis, tetap bayar sesuai
meter kubik pemakaian air, dan yang melakukan penagihan ke pelanggan pasti tahu
berapa hasil tagihan yang didapat perbulan.
"Kok
ya tega ada oknum yang menyebar fitnah kalau saya memakai uang Hippam untuk
keluarga, Masya Allah semoga saya diberi kesabaran dan kekuatan namun bila ada
yang sanggup mengurus Hippam Sumber Makmur, dengan senang hati saya mundur.”
tegasnya.
PEWARTA:
ROFI'I.
0 Comments: