
Wildan Muhlisoh Syafaah, Mahasiswi Jurusan Fakultas Dakwah UIN KHAS Jember, Suskes Mengawali Karirnya Sejak Masih Muda
JEMBER - Salah seorang mahasiswi jurusan Fakultas Dakwah, UIN KHAS Jember, bernama Wildan Muhlisoh Syafaah suskes mengawali karirnya sejak masih muda.
Dimulai dari
sejak semester 7, remaja yang akrab disapa Wildan ini, sudah terjun praktek
langsung menekuni profesi jurnalis sebagai penyiar radio.
Perempuan muda
kelahiran Pulau Talango, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur ini,
berkomitmen ingin mewujudkan mimpinya menjadi perempuan mandiri.
Meskipun hanya
menyempatkan sela-sela kesibukan kuliahnya, Wildan sukses melalui kariernya
hingga saat ini.
Banyak karya
yang sudah dia lakukan, mulai dari menjadi pembawa berita news, dunia musik.
Bahkan, dirinya sering didapuk menjadi pembawa acara resmi di kampusnya.
Hebatnya, santri
alumni Pondok Pesantren Al-Amin Parenduan ini, bisa mampu membagi waktu kapan
harus kuliah dan mengatur jadwal kerja. Semua berhasil dilaluinya dengan tepat
waktu dan tidak ada yang dikorbankan.
Tidak hanya itu,
Wildan kini berlanjut dan berproses sebagai host di Media Nasional Berjaringan
Suaraindonesia.co.id.
Mulai menjadi
presenter, membawakan acara menantang, seperti talkshow bertemakan tentang
politik, kuliner, wisata dan banyak lagi.
Semua karya
prestasi dan capaiannya, nyaris tak terbantahkan. Baik kualitas maupun performa
saat tampil membawakan acara.
Tidak jarang,
nara sumber dibuat takjub dan salah tingkah menjawab pertanyaan darinya saat
dihadapan kamera.
Tidak hanya itu,
berbagai kejuaraan perlombaan dunia presenter mulai dari tingkat regional
maupun nasional berhasil dia sabet.
Sejumlah nara
sumber seperti pimpinan DPRD, matan Wakil Bupati Jember, politisi, pengusaha,
pernah dia jajaki.
Hari ini, tepat
pada hari Selasa, (29/06/2021) dirinya bersama teman seangkatannya lulus dan
diwisuda.
Melalui prosesi
wisuda sederhana, Wildan kini berhak menyandang predikat dengan titel S.Sos.
Dihari yang
bersejarah itu, anak dari pasangan Syafaat dan Wasilatus Syaafah ini mengaku
terharu. Karena banyak perjalanan dan pengalaman hidupnya banyak berproses di
Kabupaten Jember.
"Meskipun
saya kelahiran Madura, tetapi saya bangga bisa menjadi bagian dari Kabupaten
Jember. Terimakasih kedua orang tuaku, karena kalian saya bisa seperti ini.
Terimakasih UIN Jember, terimakasih dosen yang telah membimbingku dengan
ikhlas. Ibu Jannah, Bapak Fir dan Ibu Wulan," sebutnya, sambil mengenakan
toga.
Bagi Wildan,
berkarir di dunia jurnalistik bukan pekerjaan biasa. Selain profesi menantang
dan itu adalah kebanggaan dalam hidupnya.
Sehingga, apa
yang dilakukan dan dialami hari ini, adalah bukti keseriusannya untuk
melanjutkan perjuangannya dimasa depan.
"Alhamdulillah
nambah pengalaman. Nambah wawasan, bisa banyak belajar dari Suara
imIndonesia," ungkap Wildan.
Hal yang
terberat, menurut Wildan, disaat dirinya membawakan acara seputar dunia politik.
"Politik
itu menantang bagi saya. Selain harus menguasai materi. Kadang nara sumber saat
kita talk show benar-benar matang. Jadi mau tidak mau harus banyak
belajar," akui dia.
Diusianya yang
menapaki 22 tahun Wildan yakin, apa yang menjadi mimpinya akan bisa diraih.
Terkait jodoh,
menurut Wildan, tidak mau diambil pusing. Karena ALLAH sudah mengatur semuanya.
"Terimakasih
aba (ayah) dan ummi (ibu) yang telah mendoakan dan memberi suport selama ini.
Doakan wildan bisa jadi anak mandiri, Wildan punya mimpi ingin kalian bangga.
Jodoh, ikuti arusnya air. Saya manut orang tua saya," ungkapnya sambil
berlinang air mata.
Direktur Media
Suaraindonesia.co.id Imam Khairon mengakui, kalau Wildan adalah sesosok remaja
yang gigih.
"Dia
pantang menyerah, sekali berjuang dia fokus dan harus memiliki target. Dia itu
prinsipnya kuat. Selamat Wil, kamu sekarang sarjana. Semoga jadi sarjana
barokah, amin," papar Imam.
Wildan, salah
satu dari ribuan yang purna kuliah di tahun 2021 yang bisa hidup mandiri.
Tidak semua
mahasiswa bisa meniru berprofesi seperti dirinya. Dari dia bisa banyak belajar
tentang perjuangan, pantang menyerah, mandiri, meskipun sambil menempuh kuliah
dirinya mampu.
0 Comments: