
BONDOWOSO - Pengurus Komisariat PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) STIT Togo Ambarsari menggelar kegiatan follow up yang dilaksanakan pada tanggal Hari Sabtu 24 Juni 2021. Acara ini mengusung tema “Mengembalikan Ghiroh Organisasi Dalam Kondisi Pandemi.”
Kegiatan follow up dimulai Pukul 09.00 – 11.300 Wib, dengan rangkaian acara review Materi MAPABA (Masa Penerimaan Anggota Baru), dilanjut dengan sesi tanya jawab serta ngobrol santai, yang bertempat di Teras Masjid Nurul Huda Tangsil Wetan Bondowoso. (24/06/2021)
Cak Muhlisin selaku pemateri,
memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk terus berjuang dan lebih semangat
dalam berorganisasi. Ia merupakan Ketua Komisariat masa khidmat 2019-2020, Ia juga
mahasiswa aktif di STIT Togo Ambarsari Bondowoso.
Ia selalu memberikan motivasi
kepada yuniornya untuk tetap mencintai dan memberikan yang terbaik untuk
kampus, serta mewajibkan untuk seluruh mahasiswa yang tergabung dalam
organisasi PMII untuk lebih aktif masuk dalam perkuliahan yang sudah ditentukan
serta memberikan teladan yang terbaik untuk mahasiswa lain.
Kegiatan Follow Up
ini merupakan kegiatan awal pasca MAPABA untuk meningkatkan Intelektual,
keaktifan dan kekompakan Mahasiswa, yang hal ini direncanakan untuk terus berlanjut
minimal tiga kali pertemuan.
“Antusias Mahasiswa Baru dan pengurus sangat
baik, dibuktikan dengan banyaknya yang hadir ke acara Follow Up ini. Alhamdulillah
kegiatan ini baru pertama kali dilaksanakan
dan dan hadiri lebih 20 orang mahasiswa. Saya berharap
follow Up kedua bisa lebih banyak dari ini, ya paling tidak gak berkurang
lah” imbuh Cak Muhlisin.
Acara Follow Up
ini ditanggapi positif oleh beberapa mahasiswa baru. Dengan banyaknya mahasiswa
baru yang turut aktif bertanya kepada pemateri, salah satunya bernama Putri mahasiswa
baru Prodi MPI (Manajemen Pendidikan Islam).
“Apa saja yang akan diperoleh
dari organisasi PMII, khususnya bagi perempuan seperti saya dan juga seorang
santri Mukim, tentu ruang geraknya sangat terbatas.” Tanya Putri Maba.
Pertanyaan ini adalah
pertanyaan yang sangat bagus, dan sesuai denga kondisi yang dialami oleh
mahasiswi yang bermukim di pondok pesantren.
“Pada dasarnya perempuan
di organisasi PMII sangatlah diistimewakan, sehingga diberikan wadah khusus
yaitu KOPRI (Korp PMII Putri). Banyak hal yang bisa didapatkan melaui
organisasi, selain kebebasan berpendapat, juga pengalaman dan pengetahuan yang
lebih dari mahasiswa yang bukan organisatoris”. Jawab Cak Muhlisin.
Ia menambahkan “Khusus
santri mukim perlu adanya penyesuaian dengan kegiatan Pesantren, sehingga
kegiatan yang diikuti tidak bentrok. Diperlukan adanya koordinasi dengan Kabid
Pesantren bagaimana pengurus komisariat bisa merumuskan formulasi yang cocok
dan tepat, karena kampus STIT Togo Ambarsari berada di bawah naungan Yayasan
Pondok Pesantren Manbaul Ulum, yang tentunya tidak bisa disamakan dengan
kampus-kampus lain”. tambahnya
Pewarta: Imron Rasyidi
0 Comments: