
Lagi Proyek P3A TGAI Bantuan Kemterian PUPR di Banyuwangi, Tanpa Papan Nama
BANYUWANGI - Terkesan disengaja dan diamini
pihak pendamping dan pengawas Balai Besar Wilayah Kali Brantas Proyek P3A TGAI Kementrian
Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat (PUPR) di wilayah P3A Tani Desa Kedaleman
Kecamatan Rogojampi, 3 Desa di Kecamatan Singojuruh yaitu P3A Tani Desa
Lemahbang Kulon, Desa Cantuk, Desa Padang dan Desa Bedewang Kecamatan Songgon, pengerjaannya
tidak memasang papan nama proyek.
Hal itu diketahui
saat team investigasi turun ke lokasi proyek menindak lanjuti informasi yang
berkembang di masyarakat petani di 2 kecamatan itu dan bertemu dengan pihak
terkait pelaksanaan proyek tersebut. Kamis, (17/06/2021).
Pelaksana proyek Desa
Lemahbang Kulon Pak Subur, saat ditemui di rumahnya, menjelaskan bahwa benar
proyek itu dikerjakan dengan tidak memasang papan nama, padahal pengerjaan
proyek sudah mencapai 80 persen pengerjaan, dan juga saat ini proyek dihentikan
karena dana tahap 2 tidak turun, pendamping tahu kalau proyek tidak memasang
papan nama dan juga di berhentikan sampai dana tahap 2 turun.
"Untuk lebih
jelasnya coba tanya Mas Fahmi pendamping dari kali Brantas, dia kos di deket
sini tapi hari ini dia pulang ke Jember", ujarnya
Sementara itu Carik
Desa Lemahbang Kulon saat ditemui di kantornya, banyak menjelaskan masalah isu
ramainya ketersinggungan Hippa terhadap Pokmas yang melaksanakan proyek P3A TGAI
itu dan menyalahkan pihak Hippa yang tidak mau hadir ketika diundang datang ke Desa
agar permasalahan selesai.
Seharusnya dihargai
undangan Desa demi kebaikan bersama.
“Malah bilang kalau Hippa
itu independen dan tak ada hubungannya dengan Desa" ketusnya.
Ketua Hippa Desa
Kedaleman Tulani, di rumahnya juga menuturkan hal yang sama, kalau proyek yang
dikerjakan tidak ada papan nama.
Padahal proyek sudah
70 persen dan dihentikan karena HOK tak terbayar. Sisa proyek yang belum
selesai dikerjakan adalah 100 meter, akan di lanjutkan setelah dana turun.
“Insya Allah Minggu
depan sudah dimulai lagi pengerjaan”. ujarnya.
Haji rumdani ketua Hippa
Desa Bedewang, justru tidak tahu menahu dengan pengerjaan proyek P3A TGAI di Desanya.
Saya kecewa dan
merasa akan jadi jonggos Pokmas pelaksana proyek itu. Bagaimana tidak
kecewa waktu pertama pengajuan pihak Desa meminta saya untuk menyiapkan berkas
dokumen Hippa untuk diajukan dalam permohonan proyek itu, namun selang 3 hari
berikutnya berkas Hippa saya dikembalikan dan baru tahu kalau Pokmas yang
mengerjakan setelah proyek turun.
“Saya sempat dipanggil
ke Desa ditawari untuk mengerjakan proyek itu, saya tolak karena bukan saya
yang bertanda tangan kontrak dengan Balai Besar Kali Brantas" tegasnya
Lebih jauh H. Rumdani
menjelaskan kalau sejak proyek itu dilaksanakan, saya tidak pernah lewat
wilayah itu apalagi melihat mereka bekerja.
Saat bulan puasa
sepulang dari masjid saya dipanggil pihak Desa dan diberi amplop THR, saya
tolak karena itu uang proyek yang digunakan untuk THR.
“Jika seperti itu kasian Pak Sumail, saya yakin beliau tak tahu apa-apa dan kalau di proyek yang saya kerjakan pasti papan nama terpampang saat pengerjaan dimulai”. pungkasnya.
Pewarta Rofi'i
0 Comments: