
Kiai dan Ulama Bangkalan menjadi Teladan, Cegah Meningkatnya Penyebaran Covid-19.
SURABAYA - Kasus penyebaran Covid-19 di
Bangkalan, Madura meledak pasca Hari Raya Idul Fitri 1442 H/ 2021 M. Selasa, (08/06/2021)
Jumlah kasus positif
virus corona di Bangkalan, Madura meningkat pesat, selain itu korban meninggal
akibat Covid-19 di Bangkalan, Madura juga banyak.
Per hari Minggu 6
Juni 2021, ada 25 kasus pasien baru yang positif Covid-19 di Bangkalan, Madura.
Kemudian 2 pasien Covid-19 meninggal, dan 17 orang dinyatakan suspek corona di
Bangkalan, Madura.
Berdasarkan data akumulatif
per tanggal 6 Juni 2021, jumlah yang terkonfirmasi positif Covid-19 di
Bangkalan, Madura sebanyak 1.779 orang. Kemudian, jumlah pasien sembuh 1.520
orang, pasien Covid-19 meninggal 180 orang, dan kasus Covid-19 aktif di
Bangkalan, Madura kini 79 orang.
Melihat peningkatan
secara signifikan kasus covid - 19 para kiai dan ulama Bangkalan bergerak cepat
proaktif memberikan himbauan kepada warga agar penyebaran Covid-19 bisa
ditekan.
Para kiai dan ulama
dalam setiap kesempatan memberikan himbauan agar masyarakat kabupaten Bangkalan
konsisten dalam menerapkan protokol kesehatan 3M baik di masjid-masjid, surau
dan langgar yang ada di Bangkalan bahkan pesan berantai di media sosial.
Hal itu senada dengan
harapan yang disampaikan anggota Komisi A DPRD Provinsi Jawa Timur, Bapak
Freddy Poernomo yang meminta forum pimpinan daerah duduk bareng serta
melibatkan para ulama untuk menekan penyebaran Covid-19 agar tidak semakin
meluas ke wilayah lain.
“Madura itu daerah
santri. Untuk mengatasi problem itu, ya tokoh-tokoh agama atau ulama diajak dan
terlibat dalam pencegahan meluasnya penyebaran” ujar Freddy
Politisi Partai
Golkar itu juga menegaskan agar Pemerintah Provinsi Jatim, Pemerintah Kota
Surabaya dan Pemerintah Kabupaten Bangkalan berupaya menekan penyebaran
Covid-19 dengan cara sesuai kultur masyarakatnya masing-masing.
“Kalau di Surabaya
insya Allah ketat. Kultur masyarakat Surabaya beda dengan Madura, Kalau di
Madura harus melibatkan tokoh informal atau kiai," terangnya.
Pentingnya peran Kiai
dan Ulama sangat luar biasa untuk memberikan keteladanan,” hal tsb pernah
disampaikan dalam webinar Kata Data “Bagaimana Menerapkan 3M di Pondok
Pesantren ?” oleh Kepala Subdit Pendidikan Pesantren Direktorat Pendidikan
Pondok Pesantren Kementerian Agama Bapak Basnang Said.
Satuan Tugas Covid-19
Yayasan Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang Neng Azah juga mengatakan kiai bisa
menjadi pengawas sekaligus contoh bagi para santri dalam penerapan 3M.
“Misalnya, kiai mengajar dengan memakai masker, maka anak-anak akhirnya juga
memakai masker,” ujar Azah.
Sementara anggota
Komisi E DPRD Jawa Timur, Abdul Halim mengaku prihatin adanya tiga tenaga
kesehatan (nakes) yang meninggal dunia.
Abdul Halim berharap
masyarakat di Madura tetap tenang dan tidak panik, serta tetap menerapkan
protokol kesehatan (prokes) untuk mencegah penularan Covid-19.
“Masyarakat tetap
tenang dan tidak panik, tapi jangan sampai lengah dan meremehkan wabah ini”
ujarnya.
Politisi Partai
Gerindra ini berharap, upaya kiai dan ulama Madura bersama seluruh stakeholder
yang terlibat dalam pencegahan semakin meningkatnya penyebaran Covid-19 di
Bangkalan ini menjadi ikhtiar yang berharga sehingga wabah corona tidak
semakin menyebar ke kabupaten dan kota
lainnya di Jawa Timur.
“Kami mengapresiasi
kerja tenaga kesehatan dan seluruh pihak terkait, baik di Kabupaten Bangkalan,
Provinsi Jawa Timur dan daerah di kabupaten atau kota lainnya untuk melokalisir
wabah Covid-19, agar tidak semakin menyebar," tandas Abdul Halim. (Sumber:
Humas Polres Jember)
HABIBI
0 Comments: