
Penulis : Sitti Nuraini, Mahasiswa STIT Togo Ambarsari Bondowoso
Sampah semakin banyak
yang berserakan, bahkan tidak bisa dibendung. Beberapa negara lingkungannya
mulai tercemar, salah satunya Indonesia.
Negara ini mayoritas
banyak mengkonsumsi makanan berbungkus plastik, sehingga tidak heran jika
banyak orang yang mengeluh tentang lingkungan yang kotor dan tidak sehat.
Dilihat dari makanan
yang dikonsumsi, masyarakat bisa menghasilkan sampah yang sangat banyak dalam
sehari.
Apabila dalam sehari
sudah menumpuk, otomatis dalam waktu sebulan sampah tersebut sudah menggunung.
Apalagi sampai setahun, sudah tidak bisa kita bayangkan lagi betapa banyaknya
sampah yang tertumpuk.
Permasalahan sampah
bisa juga bisa terjadi karena kurangnya tempat pembuangan sampah dan juga
kurangnya kesadaran masyarakat yang membuang sampah sembarangan.
Sampah tersebut
menjadi tempat berkembangnya serangga dan tikus hingga membuat tanah, air,
serta udara tercemar.
Tempat itu juga
menjadi sarana perkembangan kuman-kuman yang berefek pada kesehatan lingkungan.
Sampah jika dilihat
dari fungsinya, bisa bermanfaat untuk masyarakat. Seperti mendaur ulang
bahan-bahan sampah yang masih layak. Contohnya botol bekas, bisa didaur ulang
menjadi pot bunga, tempat pensil, bahkan menjadi mainan anak-anak.
Begitupun dengan
plastik bekas camilan bisa didaur ulang menjadi tas dan masih banyak lagi.
Kesadaran masyarakat
perlu ditingkatkan dalam menjaga lingkungan agar tetap bersih dan asri.
Jika lingkungan
mereka bebas dari sampah dengan artian memanfaatkan sampah yang bisa didaur
ulang, maka hal itu sangat berpengaruh baik bagi kesehatannnya. Kondisi tubuh
tidak akan terganggu dengan kotoran dan terhindar terhindar dari kuman.
Ayo... bersama kita jaga
kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya, lingkungan akan bersih dan
sehat jika kita semua sadar dan bertanggungjawab akan kebersihan lingkungan.
Kebersihan lingkungan
harus kita mulai dari kita sendiri dengan keinginan untuk menjadi bersih,
bersih bukan hanya sebuah aspirasi tetapi harus dilakukan dengan sebuah
tindakan.
Editor : Nurul Yaqin
0 Comments: