
Antisipasi Peningkatan Kasus Covid-19 di Jatim, Forkopimda Gelar Rapat Koordinasi bersama BNPB di Polda Jatim
SURABAYA - Forkopimda Jawa Timur, Gubernur Khofifah Indar Parawansa, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto, Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Dr. Nico Afinta dan Kepala BNPB Letjen TNI Ganip Warsito, pada Senin (7/7/2021) malam, melakukan rapat koordinasi terkait dengan penanganan Covid-19, yang dilaksanakan di Gedung Rupatama Mapolda Jatim.
Selain forkopimda
jatim, hadir dalam kegiatan tersebut yakni, Asops Panglima TNI, Kabinda Jatim,
Wakapolda Jatim, Karodalops Sops Polri, Danrem 084 / Bhaskara Jaya, Walikota
Surabaya, Sekda Provinsi Jatim, PJU Kodam V /Brawijaya, PJU Polda Jatim, Kepala
OPD Prov Jatim dan Forkopimda Kabupaten/Kota Jajaran Jawa Timur secara virtual.
Dalam kegiatan
tersebut Kadinkes Provinsi Jatim memberikan pemaparan terkait kondisi saat ini
diantaranya;
Trend rata-rata
keterpakaian kapasitas BOR ICU rumah sakit dibeberapa daerah Kabupaten/Kota
mencapai 25%. Tingkat prosentase pelaksanaan vaksinasi di Jawa Timur mencapai
64,13 % pada dosis I dan 30.32 % pada dosis ke II per 6 Juni 2021.
Sedangkan Kepala Satgas
Covid-19 Jatim juga menyampaikan pemaparan kepada Forkopimda Jatim saat rapat
koordinasi penanganan Covid-19 di wilayah Jatim.
Tingkat kematian di
Jawa Timur akibat Covid- 19 mencapai 2,78%, sementara itu tingkat penggunaan
BOR di Kabupaten Bangkalan mencapai 82%. Varian Covid-19 B.1617 asal India
sudah mulai mendominasi persebaran di wilayah Jawa Timur maka dari itu perlu
memperketat pelaksanaan penerapan prokes dan pembatasan kegiatan masyarakat.
Sedangkan Paparan
Bupati Bangkalan memerangkan terkait epicentrum zona merah yakni, Kecamatan
Arosbaya yang mengalami lonjakan kasus Covid-19 diduga akibat tradisi lebaran
ketupat serta PMI yang mengabaikan prokes.
"Telah dilakukan
pembatasan mobilitas masyarakat serta swab masal di Kecamatan Arosbaya yang
diduga menjadi Epicentrum Persebaran Covid-19," jelas R. Abdul Latif Amin
Imron, Bupati Bangkalan.
Sedangkan Paparan
Bupati Madiun H. Ahmad Dawami Ragil Saputro menerangkan, tingkat ketersedian
BOR di rumah sakit di Kabupaten Madiun mencapai 35% serta penerapan larangan
isolasi mandiri bagi masyarakat Madiun yang terpapar Covid - 19 untuk menekan
tingkat persebaran Covid-19 di Masyarakat.
Selain itu, Bupati
Tulungagung menerangkan, terkait Tingkat ketersediaan BOR di Kabupaten Tulungagung
yang mencapai 63%. Serta tingkat penambahan kasus aktif dalam dua bulan
terakhir terjadi kenaikan namun tidak signifikan.
Walikota Madiun pun
juga menyampaikan, bahwa tingkat ketersediaan BOR di Kota Madiun yang mencapi
69% serta upaya penekanan penyebaran Covid-19 di Kota Madiun.
Bupati Trenggalek
menerangkan, terkait kasus aktif Covid-19 di Kabupaten Trenggalek. Mencapai 86
pasien serta tingkat keterpakaian BOR di Kabupaten Trenggalek mencapai 30%.
Paparan Bupati
Banyuwangi menerangkan terkait kasus aktif Covid-19 di Kabupaten Banyuwangi
mencapi 101 pasien serta tingkat keterpakaian BOR di Kabupaten Banyuwangi
mencapai 51%. Sedangkan Bupati Bojonegoro menerangkan terkait tingkat
keterpakaian BOR di Kabupten Bojonegoro yang mencapi 58%.
Dari pemaparan
Bupati/ Walikota di Jatim, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto
menyebutkan, Upaya yang dilaksanakan dalam menekan angka persebaran Covid-19
yakni, melakukan rapat koordinasi, mengecek ketersediaan BOR, penambahan tenaga
kesehatan dan alat kesehatan serta penerapan protokol kesehatan.
"Pelaksanaan
penyekatan di perbatasan Surabaya dan Bangkalan pada 6 Juni terkonfirmasi 30
orang positif, pada 7 Juni terkonfirmasi 41 orang positif. Hal ini perlu
menjadi perhatian kusus untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19," jelas
Pangdam V Brawijaya.
Sedangkan Kapolda
Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta menyebutkan, Penambahan kasus Covid-19 di
Kabupaten Bangkalan mencapai 40 orang dengan kasus aktif 115 orang.
"Fokus penaganan
Covid-19 di Kabupaten Bangkalan dengan menerapkan 3T dilakukan di 4 (empat)
Kecamatan yakni Kecamatan Bangkalan, Kecamatan Arosbaya, Kecamatan Klampis dan
Kecamatan Geger," ungkap Kapolda Jatim.
Ditambahkan Kapolda,
Melibatkan Polrestabes Surabaya, Polres Tanjung Perak dan Polres Bangkalan
dalam melakukan penyekatan di perbatasan Bangkalan dan Surabaya untuk mencegah
penyebaran Covid-19.
"Kita perlu
bekerja sama dengan meningkatkan komunikasi, koordinasi dan kolaborasi disegala
sektor lini untuk menangani Covid-19," tambah Kapolda.
Tidak hanya Bupati
dan Walikota di Jatim yang memberikan pemaparan terkait dengan kondisi wilayah
masing-masing. Ahli Epidomologi BNPB juga memberikan pemaparannya. Kasus
kenaikan Covid-19 di Kabupaten Bangkalan tidak diikuti dengan ketersedian BOR
yang cukup, sehingga menjadi atensi dari BNPB untuk mengantisipasi dan menekan
angka kematian.
"Pembelajaran
dari lonjakan kasus di Kabupaten Kudus, apabila diantisipasi pada dua minggu
sebelumnya maka tidak terjadi lonjakan mencapai 2000 kasus aktif," ucap
Kepala BNPB.
Sementara itu Kepala
BNPB juga memberikan Pengarahan diantaranya, pastikan ketersediaan BOR serta
tenaga kesehatan di rumah sakit dan tempat isolasi mandiri, memaksimalkan
fungsi Posko PPKM mikro untuk mengendalikan kasus aktiv Covid-19.
"Konsisten dan
meningkatkan jumlah pemeriksaan baik tracing maupun testing, dan pantau kedisiplinan protokol kesehatan
dan pembatasan mobilitas penduduk serta diperlukan kolaborasi, koordinasi dan
sinergitas antar stake holder dalam menangani kasus Covid-19," lanjut dia.
Terakhir, Gubernur
Jatim Khofifah Indar Parawansa tak lupa juga memberikan pengarahan.
Menyebutkan, Forkopimda Jatim terus melaksanakan pencagahan penularan Covid-19
terutama varian baru di Jatim dengan melaksanakan protokol kesehatan ketat bagi
PMI yang kembali ke Jatim dengan dilakukan karantina dan pemeriksaan swab test
di Asrama Haji mauoun pos PPKM Mikro masing masing wilayah.
HABIBI
0 Comments: